Senin, 12 Oktober 2015

production proces



TL – 5224 Waste Recyling


PRODUCTION PROCESS
(Improved Operation Practices)





AGUNG WASKITO
25314307






POST GRADUATE PROGRAM
ENVIRONMENTAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF CIVIL AND ENVIRONMENTAL ENGINEERING
BANDUNG TECHNOLOGY INSTITUTE
2015



HALAMAN

COVER……………………………………………………………     i
HALAMAN….…………………………………………….……..      ii
BAB I   PENDAHULUAN ……………………………………….    1
              1.1 Pendahuluan …………………………………………     1
BAB II  ISI …………………………………………………….….     2
              2.1 Production scheduling ……………….……………….    2
  2.2 Energy management (peak shaving)……………….....    3
              2.3  Maintenance programmes …………………………..      4
              2.4 Working instructions and procedures ………….…….     5
              2.5 Training and incentives program   …………………...     5
              2.6 Adequate process control operations …………………    6
              2.7 Proper maintenance and cleaning  …………………....    7

BAB III                                                                                          
PENUTUP ………………………………………………                    9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..……….    10
              

BAB 1
PENDAHULUAN

Perkembangan tanaman kelapa sawit telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia dan menjadi unggulan tanaman perkebunan. Hal ini dikarenakan kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Selain itu perkembangan perkebunan kelapa sawit juga didukung oleh produk-produk turunan kelapa sawit yang beraneka ragam dan mempunyai banyak kegunaan. Menurut Khudori (2008), saat ini Indonesia merupakan negara nomor satu penghasil CPO terbesar di dunia diatas Malaysia dan menjadi negara eksportir CPO terbesar di dunia.
Untuk meningkatkan nilai guna kelapa sawit dan menambah nilai jualnya, maka akan lebih menguntungkan apabila hasil panen kelapa sawit diolah terlebih dahulu dibandingkan dengan menjual kelapa sawit tersebut tanpa diolah. Selanjutnya dalam proses pengolahan produk perkebunan kelapa sawit ini akan melibatkan berbagai macam pihak dan membutuhkan banyak sumber daya. Proses ini selanjutnya lebih dikenal dengan istilah agroindustri.
Pada proses agroindustri melibatkan banyak faktor seperti faktor modal, tenaga kerja, lahan, dan manajemen. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain sehingga saling berkaitan. Semua faktor diatas dapat berjalan jika manajemen yang dikendalikan oleh sumber daya manusianya dapat berjalan dengan baik. Pentingnya manajemen dalam suatu proses agroindustri maupun organisasi adalah sebagai roda penggerak agar apa yang direncanakan dapat tercapai. Salah satu faktor yang sangat penting dalam proses agroindustri adalah perencanaan produksi.
Selama pabrik belum beroperasi optimal butuh waktu yang cukup lama sehubungan tanaman yang belum menghasilkan atau belum dapat dipanen seluruhnya maka perusahaan memerlukan strategi yang khusus untuk mengatasi masalah ini. Hal ini dikarenakan selama waktu menunggu tersebut biaya-biaya akan tetap dikeluarkan baik biaya langsung maupun tidak langsung, sedangkan pendapatan dari pabrik belum maksimal karena proses produksi pabrik terbatas disebabkan terbatasnya bahan baku. (Anonim, 2015)


BAB II
ISI


Sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan , maka masalah masalah yang timbul juga akan semakin banyak dan kompleks, selain itu juga perusahaan akan menghadapi persaingan yang semakin banyak dan ketat. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam dunia usaha harus menjalankan strategi bisnis yang tepat untuk setiap operasi yang dilakukannya. Perusahaan tersebut juga perlu mempersiapkan dirinya dalam menyongsong era globalisasi yang mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Situasi inilah yang menutut pihak perusahaan agar dapat bersikaf lebih aktif dan produktif dalam mengelola usahanya sehingga perusahaan bukan hanya mampu bertahan saja tetapi juga mampu untuk menyeimbangkan diri dalam lingkungan usahanya(rihwayuni, 2004).
seperti hal yang kita ketahui  bersama bahwa diantara aspek aspek yang berpengaruh dalam masalah optimum produksi yaitu :

     Production Scheduling
Permbuatan PS dilakukan berdasarkan jumlah produk jadi yang harus diproduksi setiap bulannya agar dapat mencapai kapasitas maksimum. PS juga menunjukkan jumlah sisa persediaan di setiap akhir bulan yang bersangkutan. Jumlah yang diproduksi setiap bulan didapatkan dari selisih order-up-to-level dengan project on hand (sulaiyman, 2013)
Perencanaan dan pengendalian produksi menetapkan kriteria produksi berupa standar, rencana, jadwal, peraturan, dan lain lain sebgai pedoman pelaksanaan kegiatan produksi dan menerima umpan balik informasi mengenai produksi yang telah dijalankan sebagai dasar untuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar kegiatan produksi dapat berjalan seperti diharapkan.
Perencanaan produksi harus berawal dari perhitungan jumlah penjualan yang diperkirakan dapat dicapai dalam periode yang bersangkuta . bilamana kuantitas produksi yang akan dicapai telah ditetapkan, harus memperhitungkan masllah persediaan bahan baku, tenaga kerja dan kapasitas fasilitass (Santoso, 2004)
Dalam tahap perencanaan produksi, rencana produksi dan jadwal didorong oleh permintaan yang akurat kemampuan capture / peramalan. Produksi perencanaan memperhitungkan tujuan bisnis akun dan manufaktur dan pasokan kendala dalam untuk menjaga tingkat persediaan yang dibutuhkan dan tingkat layanan yang telah ditentukan tertentu. Produksi Jadwal dilaksanakan di tingkat pabrik perlu menjaga rencana sinkron dengan seluruh rantai pasokan merencanakan, memastikan pemanfaatan aset yang optimal. Didalam fase, kita sering perlu untuk mengelola kualitas pemasok dan deviasi antara perkiraan dan direncanakan pengiriman. Selain itu, kita perlu tahu apa mendapat dieksekusi sehingga perubahan dapat dilakukan terhadap rencana produksi dalam tahap perencanaan. ini akan mengharuskan visibilitas real-time ke dalam operasi, sumber daya dan aset. (Anonim,2015)

     Energy Management (peak shaving)
Energi merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan tertentu, dan juga energi adalah suatu komponen penting di alam sebuah industi karena untuk menjalankan proses produksi diperlukan energy yang sangat besar untuk menjalankan roda produksi yang berlangsung secara kontinyu. Oleh karena intu diperlukan suatu pemanpaatan energi yang efisien dan tepat untuk penggunaan energi sehingga tidak menimbulkan ketersia siaan energy yang dihasilkan karena itu dapat menyebabkan kerugian yang fatal dalam sebuah industry, apabila energy tidak di manfaatkan dengan baik maka akan terjadinya kerugian yang akan diderita oleh perusahhaan itu.
Management industry merupakan sebuah cara untuk mengifisienkan penggunaan energi yang tepat sasaran, karena dalam halnya penggunaan energi yang tepat dapat menambah daya saing industry tersebut dan dapat memperoleh keuntungan secara finansial dan sector lingkungan. Secara finansial penggunaan energi secara tepat dapat menghasilkan suatu keuntungn yang dihasilkan dari sebuah penggunaan energi yang tepat, dan secara lingkungan dapatberperan serta dalam penyelamatan liingkungan karena dengan energi yang efisien maka penggunaan alat alat yang menghasilkan panas dapat dikurangi sehingga polusi panas yang dihasilkan oleh suatu industry dapat dikurangi karena polusi panas merupakan salah satu factor penyebab global warming, sebab seperti yang kita ketahui bahwa, sumber utama pembakaran bahan bakar fosil atau kegiatan manusia yang berkaitan dengan penggunaan energy dapat menimbulkan pemanasan global yang mengkhawatirkan masyrakat yang ada di bumi saat ini. Tanpa adanya manajemen energi dalam suatu perusahaan industri tidak dapat beroperasi dengan baik, cenderung merugi dan dapat merusak lingkungan sekitar.( Anonim, 2015)

Maintenance programmes
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
Menurut Vincent Gasper , perawatan ( maintenance ) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki . Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi , dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih intensif . (Vincent Gasper , 94 , Hal ; 513 )
Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu, adanya bagian maintenance dalam suatu   pabrik merupakan sesuatu yang diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh  kegiatan pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik.
Menurut Bamber 1999, Pemeliharaan yang efektif juga dapat secara signifikan memberikan konstribusi dalam peningkatan aktifitas produksi lewat penambahan nilai. Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan  baik dan efektif, misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau tidak diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan terhenti atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat dicegah timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut seharusnya terjadi
           

Working Instructions and Procedures
Setiap bagian dari pekerjaan suatu perusahaan harus mengambil cara yang tepat untuk memastikan keberhasilan yang di lakukan. Hal ini lebih di maksudkan pada pekerjaan outsourcing. Oleh karena itu, perlu untuk mengadopsi lembar instruksi kerja untuk setiap anggota pekerja atau tim dari setiap  pekerjaan atau proyek
            Dengan instruksi kerja yang tepat, setiap pekerja atau anggota proyek akan dapat mengidentifikasi tanggung jawabnya dari ruang lingkup dari proyek yang dilakukan. Tidak akan ada tumpang tindih tugas yang membuang-buang waktu dan menimbulkan kebingungan.Oleh karena itu, instruksi kerja yang dapat menyimpan format untuk setiap proyek akan difasilitasi.

Training and Incentives Program  
Menurut Rivai (2005: 311) pelatihan adalah sesuatu yang bersifat pribadi (pada umumnya on-to-one), on-the-job pendekatan yang digunakan oleh para manajer.Pelatihan merupakan suatu kesempatan yang diciptakan untuk membantu karyawan belajar tentang teknik atau keterampilan baru yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Pelatihan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan SDM, terutama dalam hal pengetahuan (Knowledge), kemampuan (Abillity), keahlian (Skill), dan sikap (Attitude). Jadi berdasarkan beberapa pendapat tentang pelatihan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah proses peningkatan pengetahuan yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir yang bersifat spesifik(berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan) yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian dari karyawan.
Menurut Rivai (2005:226) menyatakan bahwa pelatihan efektif apabila pelatih memahami bahwa perannya akan membantu karyawann untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, karyawan termotivasi untuk belajar, mereka harus sadar bahwa tingkat keterampilan atau pengetahuan dan perilaku mereka perlu di tingkatkan jika mereka akan melaksanakan pekerjaan mereka dan kepuasan lainnya, karyawan diberi bimbingan tentang yang harus mereka pelajari dan umpan balik atas apa yang mereka sedang lakukan, pelajaran adalah suatu proses aktif, pelatih mendengarkan karyawan untuk memahami apa yang mereka inginkan dan perlukan. Pelatih mengadopsi suatu pendekatan bersifat membangun, berdasarkan kekuatan dan pengalaman.
Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan program pelatihan adqlah meningkatkan kinerja, memutahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan keahlian teknologi, sehingga dengan bekal yang telah didapat diharapkan para karyawan dapat lebih produktif lagi dalam bekerja sehingga produksi dari sebuah industry dapat meningkat  hasil produksi dengan signifikan dengan skill dan ilmu yang telah didapat dari pelatihan pelatihan yang telah diadakan oleh perusahaan, sehingga keuntungan akan didapatkan industry dan meningkatkan daya saing industry dengan para pegawainya yang memiliki skil di atas rata rata.
Menurut Hasibuan (2013:118) Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.Rivai (2004:384) berpendapat bahwa insentif adalah bentuk pembayaran yang terkaikan dengan kinerja atau gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan produktivitas atau penghematan biaya. Sistem insentif menghubungkan kompensasi dan kinerja dengan menilai kinerja yang telah dicapai atau besarnya jumlah jam kerja. Walaupun insentif diberikan secara kelompok namun perusahaan lebih sering memberikanya secara individu.
Tujuan dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan pada karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Sedangkan bagi perusahaan, insentif merupakan strategi meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas menjadi suatu hal yang sangat penting (Rivai, 2004 : 385).Salah satu alasan pentingnya pembayaran insentif karena adanya ketidaksesuaian tingkat kompensasi yang dibayarkan kepada para eksekutif dengan pekerja lain, jadi program insentif adalah salah satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja merasakan kebersamaan kemakmuran perusahaan.

Adequate process control operations
Proses kontrol operasi sangat diperlukan untuk menunjang keberjalanan produksi yang dikerjakan, karena sebagai kontro pekerjaan juga sebagai acuan bekerjanya suatu produksi sehingga mampu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
Schroeder (1993) menyatakan bahwa kontrol kualitas dimulai dari proses produksi. Proses produksi terdiri dari beberapa sub-proses, masing-masing menghasilkan produk atau jasa antara. Sebuah proses dapat berlangsung pada satu mesin, beberapa mesin, atau satu atau beberapa petugas, operator, yang bekerja secara saling berketergantungan yang membentuk sebuah sistem.
proses pengendalian kualitas (quality control /QC) dilakukan dengan inspeksi produk atau jasa yang sedang dalam proses produksi. QC dilakukan terhadap semua populasi hasil produksi, atau disebut jiuga pengujian 100%, atau dapat digunakan teknik sampling. Teknik sampling digunakan dengan asumsi sampel dapat menunjukkan telah terjadi perubahan dalam proses produksi, yang disebabkan oleh kinerja operator, mesin atau material. Ketika penyebab kegagalan telah diperbaiki proses dilanjutkan lagi. Proses Improvement dibutuhkan mengacu pada asumsi, ketidak-samaan (variability) merupakan dasar setiap proses produksi. Tak peduli sesempurna apapun sebuah proses dirancang, selalu akan ada variability dalam kualitas dari satu unit ke unit berikutnya. Tujuan dari kendali proses adalah untuk menemukan rentang variasi alamiah  dari sebuah proses untuk selanjutnya memastikan bahwa produksi berada pada range tersebut.
Prinsip kedua dalam kendali proses adalah bahwa proses produksi tidak senantiasa berada pada kondisi yang selalu terkendali. Hal ini terjadi karena beberapa hal antara lain, prosedur yang tidak baik, operator kurang terlatih, perawatan mesin yang tidak dilakukan secara baik. Variasi produk yang terjadi biasanya lebih besar dari yang semestinya.

Proper maintence and cleaning
Perawatan dari suatu idustri merupakan salah satu factor wajib untuk mendukung suatu produksi, kerena dengan itu semua suatu industry akan mampu bersaing dengan kuat dipasaran. Oleh karena itu suatu industry harus didukung oleh peralatan yang baik dan bagus sehingga mampu untuk menghasilkan produk produk unggulan serta dalam proses produksi ini harus terdapat peralatan peralatan yang menunjang untuk proses pemeliharaan berkala yang telah terjadwal dan teratur sehingga dapat mendongkrak produksi.
Perawatan yang dilakukan bertuan untuk menjaga alat alat produksi seperti mesin mesin industry, bangunan, dan peralatan lainnya yang termasuk di dalam unit produksi selalu dalam keadaan terjaga dan siap dipakai secara optimal
Pembersihan alat alat produksi yang telah kotor merupakan salah satu factor juga di dalam perawatan, karena dapat menghindari kerusakan akibat dari sisa sisa produksi yang dapat menyebabkan korosi pada mesin mesin produksi yang dengan jelas akan mampu menurunkan produktivitas dari industry tersebut.
Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai , suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan .

Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama dalam sistem perawatan yaitu :
1.                  Menekan ( memperpendek ) periode kerusakan ( break down period ) sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis .
2.                  Menghindari kerusakan ( break down ) tidak terencana , kerusakan tiba – tiba . ( Anonim, 2015)
Terhentinya suatu proses di lantai produksi seringkali disebabkan adanya masalah dalam fasilitas produksi, misalnya kerusakan–kerusakan mesin yang tidak terdeteksi selama proses produksi berlangsung yang mengakibatkan terhentinya proses produksi. Hal ini tentu sangat merugikan perusahaan karena selain dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen juga mengakibatkan adanya biaya-biaya yang harus dikeluarkan akibat kerusakan tersebut. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh divisi produksi adalah bagaimana melaksanakan proses produksi se-efisien dan se-efektif mungkin. Fungsi pemeliharaan bukanlah suatu pemborosan tetapi merupakan suatu bentuk investasi dalam sistem manufacture yang maju. Investasi ini akan menghasilkan peningkatan kualitas, keamanan, kehandlan, fleksibilitas dan waktu tunggu.
Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses produksinya. ( Anonim, 2015).





BAB III
PENUTUP


Dari uraian diatas dapat kita ketahui pada industry kelapa sawit dalam meningkatkan volume produksi diperlukan langkah kongkret yang harus ditempuh dan diterapkan pada unit produksi agar suatu tujuan produksi yang diinginkan dapat tercapai dengan baik sesuai ekspektasi awal dan bahkan melebihi
Beberapa factor yang sangat mempengaruhi dalam ekspektasi yaitu Production scheduling, Energy management (peak shaving), Maintenance programmes, Working instructions and procedures ,Training and incentives program,Adequate process control operations ,Proper maintenance and cleaning. Kesemua factor itu saling bergantung satu sama lain dalam halnya peningkatan volume produksi
Semua factor itu harus berjalan secara seimbang demi ke terkontrolnya proses produksi sehingga terciptanya suatu maksimum produksi yang dapat meningkatkan daya jual dan saing insustri di pasaran .















DAFTAR PUSTAKA

      Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015

Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015

Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015

Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015

Bamber,C.J., Sharp, J.M. and Hides, M.T.,1999,” Factor affecting successful implementation of total productive main tenance: a UK manufacturing case  study perspective”, Journal of Quality in Maintanance Engineering, Vol.5 No.3,pp. 162 81.

Hasibuan, MalayuS.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Khudori. 24 November 2008. Titik Balik Industri Sawit. Kompas : 6 (kolom 3-7)

Natsiruddin,Agus salim 2011. PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. SUSU SEHAT ALAMI JEMBER.

Riswahyuni Peranan pengendalian intern pembelian bahan baku dalam menunjang kelancaran prosess produksi.universitas widyatama. Bandung

Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal : Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan. Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Santoso, aman.2004  Audit operasional atas proses produksi dalam usaha menekan tingkat kecacatan produk. Fakultas ekonomi univesitas widyatama. bandung

Schroeder, R.G., Operations Management, 1993

Sulayman, Yunita Velany, Palit, 2013. Herry C. Rancangan Sistem Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan dengan Mempertimbangkan Efisiensi Biaya Pada PT. X .
Jurnal Titra,



.







































1 komentar:

  1. Casino Tycoon: Casino Tycoon - Jordan10 Retro Outlet
    Enjoy casino Tycoon: Casino air jordan 18 retro red suede to us Tycoon for free, without 바카라 양방 the need for registration air jordan 18 retro yellow suede to us or registration. To play on air jordan 18 retro red suede to my site your air jordan 18 retro varsity red good site own, you must

    BalasHapus