TL – 5224 Waste Recyling
PRODUCTION
PROCESS
(Improved Operation Practices)
AGUNG WASKITO
|
25314307
|
POST
GRADUATE PROGRAM
ENVIRONMENTAL
ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY
OF CIVIL AND ENVIRONMENTAL ENGINEERING
BANDUNG
TECHNOLOGY INSTITUTE
2015
HALAMAN
COVER…………………………………………………………… i
HALAMAN….…………………………………………….…….. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………. 1
1.1 Pendahuluan ………………………………………… 1
BAB II ISI …………………………………………………….…. 2
2.1 Production scheduling ……………….………………. 2
2.2
Energy management (peak shaving)……………….....
3
2.3 Maintenance
programmes ………………………….. 4
2.4 Working instructions and procedures
………….……. 5
2.5 Training and incentives
program …………………...
5
2.6 Adequate process control
operations ………………… 6
2.7 Proper maintenance and
cleaning ………………….... 7
BAB III
PENUTUP ……………………………………………… 9
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………..………. 10
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan tanaman kelapa sawit telah dikembangkan di
beberapa daerah di Indonesia dan menjadi unggulan tanaman perkebunan. Hal ini
dikarenakan kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis
yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati.
Selain itu perkembangan perkebunan kelapa sawit juga didukung oleh
produk-produk turunan kelapa sawit yang beraneka ragam dan mempunyai banyak
kegunaan. Menurut Khudori (2008), saat ini Indonesia merupakan negara nomor
satu penghasil CPO terbesar di dunia diatas Malaysia dan menjadi negara
eksportir CPO terbesar di dunia.
Untuk
meningkatkan nilai guna kelapa sawit dan menambah nilai jualnya, maka akan
lebih menguntungkan apabila hasil panen kelapa sawit diolah terlebih dahulu
dibandingkan dengan menjual kelapa sawit tersebut tanpa diolah. Selanjutnya dalam proses
pengolahan produk perkebunan kelapa sawit ini akan melibatkan berbagai macam
pihak dan membutuhkan banyak sumber daya. Proses ini selanjutnya lebih dikenal
dengan istilah agroindustri.
Pada proses agroindustri
melibatkan banyak faktor
seperti faktor
modal, tenaga kerja, lahan, dan manajemen. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi
satu sama lain sehingga saling berkaitan. Semua faktor diatas dapat berjalan
jika manajemen yang dikendalikan oleh sumber daya manusianya dapat berjalan
dengan baik. Pentingnya manajemen dalam suatu proses agroindustri maupun
organisasi adalah sebagai roda penggerak agar apa yang direncanakan dapat
tercapai. Salah satu faktor yang sangat penting dalam proses agroindustri
adalah perencanaan produksi.
Selama pabrik belum beroperasi optimal butuh waktu yang
cukup lama sehubungan tanaman yang belum menghasilkan atau belum dapat dipanen
seluruhnya maka perusahaan memerlukan strategi yang khusus untuk mengatasi
masalah ini. Hal ini dikarenakan selama waktu menunggu tersebut biaya-biaya
akan tetap dikeluarkan baik biaya langsung maupun tidak langsung, sedangkan
pendapatan dari pabrik belum maksimal karena proses produksi pabrik terbatas
disebabkan terbatasnya bahan baku. (Anonim, 2015)
BAB II
ISI
Sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan , maka masalah
masalah yang timbul juga akan semakin banyak dan kompleks, selain itu juga
perusahaan akan menghadapi persaingan yang semakin banyak dan ketat. Perusahaan
yang ingin tetap bertahan dalam dunia usaha harus menjalankan strategi bisnis
yang tepat untuk setiap operasi yang dilakukannya. Perusahaan tersebut juga
perlu mempersiapkan dirinya dalam menyongsong era globalisasi yang
mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Situasi inilah
yang menutut pihak perusahaan agar dapat bersikaf lebih aktif dan produktif
dalam mengelola usahanya sehingga perusahaan bukan hanya mampu bertahan saja
tetapi juga mampu untuk menyeimbangkan diri dalam lingkungan
usahanya(rihwayuni, 2004).
seperti hal yang kita ketahui bersama bahwa diantara aspek aspek yang
berpengaruh dalam masalah optimum produksi yaitu :
Production Scheduling
Permbuatan PS dilakukan berdasarkan jumlah produk jadi yang
harus diproduksi setiap bulannya agar dapat mencapai kapasitas maksimum. PS
juga menunjukkan jumlah sisa persediaan di setiap akhir bulan yang
bersangkutan. Jumlah yang diproduksi setiap bulan didapatkan dari selisih
order-up-to-level dengan project on hand (sulaiyman, 2013)
Perencanaan dan pengendalian produksi menetapkan kriteria
produksi berupa standar, rencana, jadwal, peraturan, dan lain lain sebgai
pedoman pelaksanaan kegiatan produksi dan menerima umpan balik informasi
mengenai produksi yang telah dijalankan sebagai dasar untuk tindakan-tindakan
yang harus dilakukan agar kegiatan produksi dapat berjalan seperti diharapkan.
Perencanaan produksi harus berawal dari perhitungan jumlah
penjualan yang diperkirakan dapat dicapai dalam periode yang bersangkuta .
bilamana kuantitas produksi yang akan dicapai telah ditetapkan, harus
memperhitungkan masllah persediaan bahan baku, tenaga kerja dan kapasitas
fasilitass (Santoso, 2004)
Dalam
tahap perencanaan produksi, rencana produksi dan jadwal
didorong oleh permintaan yang akurat kemampuan capture
/ peramalan. Produksi
perencanaan memperhitungkan tujuan bisnis akun dan
manufaktur dan pasokan kendala dalam
untuk menjaga tingkat persediaan yang dibutuhkan dan tingkat
layanan yang telah ditentukan tertentu.
Produksi Jadwal dilaksanakan
di tingkat pabrik perlu menjaga rencana sinkron
dengan seluruh rantai pasokan merencanakan,
memastikan pemanfaatan aset yang optimal. Didalam fase, kita sering perlu
untuk mengelola kualitas pemasok dan deviasi
antara perkiraan dan direncanakan pengiriman. Selain itu, kita perlu tahu
apa mendapat dieksekusi sehingga perubahan dapat dilakukan terhadap rencana produksi dalam tahap perencanaan. ini akan mengharuskan
visibilitas real-time ke dalam operasi, sumber daya dan aset.
(Anonim,2015)
Energy Management (peak shaving)
Energi merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia
untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan tertentu, dan juga energi adalah
suatu komponen penting di alam sebuah industi karena untuk menjalankan proses
produksi diperlukan energy yang sangat besar untuk menjalankan roda produksi
yang berlangsung secara kontinyu. Oleh karena intu diperlukan suatu pemanpaatan
energi yang efisien dan tepat untuk penggunaan energi sehingga tidak
menimbulkan ketersia siaan energy yang dihasilkan karena itu dapat menyebabkan
kerugian yang fatal dalam sebuah industry, apabila energy tidak di manfaatkan
dengan baik maka akan terjadinya kerugian yang akan diderita oleh perusahhaan
itu.
Management industry merupakan sebuah cara untuk
mengifisienkan penggunaan energi yang tepat sasaran, karena dalam halnya
penggunaan energi yang tepat dapat menambah daya saing industry tersebut dan
dapat memperoleh keuntungan secara finansial dan sector lingkungan. Secara
finansial penggunaan energi secara tepat dapat menghasilkan suatu keuntungn
yang dihasilkan dari sebuah penggunaan energi yang tepat, dan secara lingkungan
dapatberperan serta dalam penyelamatan liingkungan karena dengan energi yang
efisien maka penggunaan alat alat yang menghasilkan panas dapat dikurangi
sehingga polusi panas yang dihasilkan oleh suatu industry dapat dikurangi
karena polusi panas merupakan salah satu factor penyebab global warming, sebab
seperti yang kita ketahui bahwa, sumber utama
pembakaran bahan bakar fosil atau kegiatan manusia yang berkaitan dengan
penggunaan energy dapat menimbulkan pemanasan global yang mengkhawatirkan
masyrakat yang ada di bumi saat ini. Tanpa adanya manajemen energi dalam suatu
perusahaan industri tidak dapat beroperasi dengan baik, cenderung merugi dan
dapat merusak lingkungan sekitar.( Anonim, 2015)
Maintenance programmes
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang
sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara
fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan
inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi.
Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat
berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha
perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
Menurut Vincent Gasper , perawatan ( maintenance ) merupakan suatu
kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional
suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu
dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki . Sistem
perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi , dimana
apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka
akan lebih intensif . (Vincent Gasper , 94 , Hal ; 513 )
Pemeliharaan
merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin
kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu, adanya bagian maintenance dalam
suatu pabrik merupakan sesuatu yang
diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan pemeliharaan yang sangat rumit yang
menyangkut seluruh peralatan pabrik.
Menurut Bamber 1999,
Pemeliharaan yang efektif juga dapat secara signifikan memberikan konstribusi
dalam peningkatan aktifitas produksi lewat penambahan nilai. Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali
dari bagian produksi karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu
kelancaran proses produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak
berjalan dengan baik dan efektif,
misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau tidak diperbaiki,
maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan terhenti atau macet
dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan adanya suatu pekerjaan
pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat dicegah timbulnya kerusakan
(breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut seharusnya terjadi
Working Instructions and
Procedures
Setiap bagian dari pekerjaan suatu perusahaan harus
mengambil cara yang tepat untuk memastikan keberhasilan yang di lakukan. Hal
ini lebih di maksudkan pada pekerjaan outsourcing. Oleh karena itu, perlu untuk
mengadopsi lembar instruksi kerja untuk setiap anggota pekerja atau tim dari
setiap pekerjaan atau proyek
Dengan instruksi kerja yang tepat,
setiap pekerja atau anggota proyek akan dapat mengidentifikasi tanggung
jawabnya dari ruang lingkup dari proyek yang dilakukan. Tidak akan ada tumpang
tindih tugas yang membuang-buang waktu dan menimbulkan kebingungan.Oleh karena
itu, instruksi kerja yang dapat menyimpan format untuk setiap proyek akan
difasilitasi.
Training and Incentives
Program
Menurut Rivai (2005: 311)
pelatihan adalah sesuatu yang bersifat pribadi (pada umumnya on-to-one),
on-the-job pendekatan yang digunakan oleh para manajer.Pelatihan merupakan
suatu kesempatan yang diciptakan untuk membantu karyawan belajar tentang teknik
atau keterampilan baru yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Pelatihan
adalah salah satu usaha untuk mengembangkan SDM, terutama dalam hal pengetahuan
(Knowledge), kemampuan (Abillity), keahlian (Skill), dan
sikap (Attitude). Jadi berdasarkan beberapa pendapat tentang pelatihan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah proses peningkatan
pengetahuan yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir yang bersifat
spesifik(berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan) yang ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian dari karyawan.
Menurut Rivai (2005:226)
menyatakan bahwa pelatihan efektif apabila pelatih memahami bahwa perannya akan
membantu karyawann untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, karyawan termotivasi
untuk belajar, mereka harus sadar bahwa tingkat keterampilan atau pengetahuan
dan perilaku mereka perlu di tingkatkan jika mereka akan melaksanakan pekerjaan
mereka dan kepuasan lainnya, karyawan diberi bimbingan tentang yang harus
mereka pelajari dan umpan balik atas apa yang mereka sedang lakukan, pelajaran
adalah suatu proses aktif, pelatih mendengarkan karyawan untuk memahami apa
yang mereka inginkan dan perlukan. Pelatih mengadopsi suatu pendekatan bersifat
membangun, berdasarkan kekuatan dan pengalaman.
Tujuan yang diharapkan dari
penyelenggaraan program pelatihan adqlah meningkatkan kinerja, memutahirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan keahlian teknologi, sehingga dengan bekal
yang telah didapat diharapkan para karyawan dapat lebih produktif lagi dalam
bekerja sehingga produksi dari sebuah industry dapat meningkat hasil produksi dengan signifikan dengan skill
dan ilmu yang telah didapat dari pelatihan pelatihan yang telah diadakan oleh
perusahaan, sehingga keuntungan akan didapatkan industry dan meningkatkan daya
saing industry dengan para pegawainya yang memiliki skil di atas rata rata.
Menurut Hasibuan (2013:118)
Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu
yang prestasinya diatas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang
dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.Rivai (2004:384)
berpendapat bahwa insentif adalah bentuk pembayaran yang terkaikan dengan kinerja
atau gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan
produktivitas atau penghematan biaya. Sistem insentif menghubungkan kompensasi
dan kinerja dengan menilai kinerja yang telah dicapai atau besarnya jumlah jam
kerja. Walaupun insentif diberikan secara kelompok namun perusahaan lebih
sering memberikanya secara individu.
Tujuan dari insentif adalah
untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan pada karyawan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Sedangkan bagi perusahaan,
insentif merupakan strategi meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan
dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas menjadi
suatu hal yang sangat penting (Rivai, 2004 : 385).Salah satu alasan pentingnya pembayaran
insentif karena adanya ketidaksesuaian tingkat kompensasi yang dibayarkan
kepada para eksekutif dengan pekerja lain, jadi program insentif adalah salah
satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja merasakan kebersamaan kemakmuran
perusahaan.
Adequate process
control operations
Proses kontrol operasi sangat
diperlukan untuk menunjang keberjalanan produksi yang dikerjakan, karena
sebagai kontro pekerjaan juga sebagai acuan bekerjanya suatu produksi sehingga
mampu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
Schroeder (1993) menyatakan
bahwa kontrol kualitas dimulai dari proses produksi. Proses produksi terdiri
dari beberapa sub-proses, masing-masing menghasilkan produk atau jasa antara.
Sebuah proses dapat berlangsung pada satu mesin, beberapa mesin, atau satu atau
beberapa petugas, operator, yang bekerja secara saling berketergantungan yang
membentuk sebuah sistem.
proses pengendalian kualitas (quality control /QC) dilakukan dengan
inspeksi produk atau jasa yang sedang dalam proses produksi. QC dilakukan
terhadap semua populasi hasil produksi, atau disebut jiuga pengujian 100%, atau
dapat digunakan teknik sampling. Teknik sampling digunakan dengan asumsi sampel
dapat menunjukkan telah terjadi perubahan dalam proses produksi, yang
disebabkan oleh kinerja operator, mesin atau material. Ketika penyebab
kegagalan telah diperbaiki proses dilanjutkan lagi. Proses Improvement
dibutuhkan mengacu pada asumsi, ketidak-samaan (variability) merupakan dasar setiap proses produksi. Tak peduli
sesempurna apapun sebuah proses dirancang, selalu akan ada variability dalam
kualitas dari satu unit ke unit berikutnya. Tujuan dari kendali proses adalah
untuk menemukan rentang variasi alamiah
dari sebuah proses untuk selanjutnya memastikan bahwa produksi berada
pada range tersebut.
Prinsip kedua dalam kendali
proses adalah bahwa proses produksi tidak senantiasa berada pada kondisi yang
selalu terkendali. Hal ini terjadi karena beberapa hal antara lain, prosedur
yang tidak baik, operator kurang terlatih, perawatan mesin yang tidak dilakukan
secara baik. Variasi produk yang terjadi biasanya lebih besar dari yang
semestinya.
Proper maintence
and cleaning
Perawatan dari suatu idustri
merupakan salah satu factor wajib untuk mendukung suatu produksi, kerena dengan
itu semua suatu industry akan mampu bersaing dengan kuat dipasaran. Oleh karena
itu suatu industry harus didukung oleh peralatan yang baik dan bagus sehingga
mampu untuk menghasilkan produk produk unggulan serta dalam proses produksi ini
harus terdapat peralatan peralatan yang menunjang untuk proses pemeliharaan
berkala yang telah terjadwal dan teratur sehingga dapat mendongkrak produksi.
Perawatan yang dilakukan bertuan
untuk menjaga alat alat produksi seperti mesin mesin industry, bangunan, dan
peralatan lainnya yang termasuk di dalam unit produksi selalu dalam keadaan
terjaga dan siap dipakai secara optimal
Pembersihan alat alat produksi
yang telah kotor merupakan salah satu factor juga di dalam perawatan, karena
dapat menghindari kerusakan akibat dari sisa sisa produksi yang dapat
menyebabkan korosi pada mesin mesin produksi yang dengan jelas akan mampu
menurunkan produktivitas dari industry tersebut.
Perawatan juga dapat
didefinisikan sebagai , suatu aktivitas untuk
memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan .
Pada dasarnya
terdapat dua prinsip utama dalam sistem perawatan yaitu :
1.
Menekan ( memperpendek ) periode
kerusakan ( break down period ) sampai batas minimum dengan mempertimbangkan
aspek ekonomis .
2.
Menghindari kerusakan ( break down )
tidak terencana , kerusakan tiba – tiba . ( Anonim, 2015)
Terhentinya suatu
proses di lantai produksi seringkali disebabkan adanya masalah dalam fasilitas
produksi, misalnya kerusakan–kerusakan mesin yang tidak terdeteksi selama
proses produksi berlangsung yang mengakibatkan terhentinya proses produksi. Hal
ini tentu sangat merugikan perusahaan karena selain dapat menurunkan tingkat
kepercayaan konsumen juga mengakibatkan adanya biaya-biaya yang harus
dikeluarkan akibat kerusakan tersebut. Salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh divisi produksi adalah bagaimana melaksanakan proses produksi se-efisien dan
se-efektif mungkin. Fungsi pemeliharaan bukanlah suatu pemborosan tetapi
merupakan suatu bentuk investasi dalam sistem manufacture yang maju. Investasi
ini akan menghasilkan peningkatan kualitas, keamanan, kehandlan, fleksibilitas
dan waktu tunggu.
Oleh
karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam suatu pabrik merupakan
bagian yang membantu dan memberi laporan kepada kepala pabrik atau bagian
produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan bagian pemeliharaan dalam
suatu pabrik akan bertambah penting apabila perusahaan tersebut menggunakan
mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses produksinya. ( Anonim, 2015).
BAB III
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat kita
ketahui pada industry kelapa sawit dalam meningkatkan volume produksi diperlukan
langkah kongkret yang harus ditempuh dan diterapkan pada unit produksi agar
suatu tujuan produksi yang diinginkan dapat tercapai dengan baik sesuai
ekspektasi awal dan bahkan melebihi
Beberapa factor yang sangat
mempengaruhi dalam ekspektasi yaitu Production scheduling, Energy management
(peak shaving), Maintenance
programmes, Working instructions and procedures ,Training and incentives
program,Adequate process control operations ,Proper maintenance and cleaning.
Kesemua factor itu saling bergantung satu sama lain dalam halnya peningkatan
volume produksi
Semua factor itu harus berjalan
secara seimbang demi ke terkontrolnya proses produksi sehingga terciptanya
suatu maksimum produksi yang dapat meningkatkan daya jual dan saing insustri di
pasaran .
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015
Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015
Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015
Anonim, di akses tanggal 25 januari 2015
Bamber,C.J.,
Sharp, J.M. and Hides, M.T.,1999,” Factor affecting successful implementation
of total productive main tenance: a UK manufacturing case study perspective”, Journal of Quality in
Maintanance Engineering, Vol.5 No.3,pp. 162 81.
Hasibuan, MalayuS.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara
Khudori. 24
November 2008. Titik Balik Industri
Sawit. Kompas : 6 (kolom 3-7)
Natsiruddin,Agus salim 2011. PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN SERTA PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA
KARYAWAN PT. SUSU SEHAT ALAMI JEMBER.
Riswahyuni Peranan pengendalian
intern pembelian bahan baku dalam menunjang kelancaran prosess
produksi.universitas widyatama. Bandung
Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal : Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja
Karyawan. Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Santoso, aman.2004 Audit operasional atas proses produksi dalam
usaha menekan tingkat kecacatan produk. Fakultas ekonomi univesitas widyatama.
bandung
Schroeder,
R.G., Operations Management, 1993
Sulayman,
Yunita Velany, Palit, 2013. Herry C. Rancangan Sistem Perencanaan Produksi dan
Pengendalian Persediaan dengan Mempertimbangkan Efisiensi Biaya Pada PT. X .
Jurnal
Titra,
.
Casino Tycoon: Casino Tycoon - Jordan10 Retro Outlet
BalasHapusEnjoy casino Tycoon: Casino air jordan 18 retro red suede to us Tycoon for free, without 바카라 양방 the need for registration air jordan 18 retro yellow suede to us or registration. To play on air jordan 18 retro red suede to my site your air jordan 18 retro varsity red good site own, you must