Senin, 12 Oktober 2015

Aplikasi Water Reuse di Jepang




Daur Ulang Limbah (TL-5224)



Disusun oleh:
15311043
Dinda A. Nurdiani
                                                25314305
Sri Lestari Ridhati
25314307
Agung Waskito





PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN

World Resources Institute (USA) memperkirakan bahwa 41.000 Km3 air per tahun mengalir dari daratan ke lautan. Sebaliknya atmosfer mengangkut uap air dari laut ke daratan. Sebanyak 27.000 Km3 kembali lagi ke laut sebagai limpasan banjir yang tidak dapat ditangkap, 5000 Km3 melalui area yang tidak berpenghuni dan kembali ke laut. Dari 41.000 Km3 air yang kembali ke laut tersebut sejumlah tertentu tertahan di daratan yaitu terserap oleh tanaman yang jumlahnya belum dapat diketahui secara pasti. Dari siklus ini lebih kurang 9000 Km3 air tawar yang siap digunakan oleh manusia di bumi.
Ditinjau dari segi kuantitas atau jumlahnya, hal tersebut mungkin dapat mencukupi seluruh kebutuhan manusia di bumi, tetapi jika ditinjau dari segi kualitasnya maka jumlah air yang kualitasnya baik makin sulit ditemukan. Bahkan banyak pakar yang berpendapat bahwa masa – masa mendatang air tawar akan menjadi barang yang langka. Selain itu, karena penduduk dan air tawar yang tersedia di bumi tidak terdistribusi secara merata, maka terdapat wilayah yang kekurangan air dan wilayah yang kelebihan air. Jumlah pemakaian air yang berbeda antara satu wilayah atau negara dengan wilayah atau negara lainnya, namun pemakaian air yang terbanyak sejauh ini adalah untuk keperluan sektor pertanian. Secara global 73% air tawar yang diperoleh di bumi digunakan untuk keperluan pertanian. Hampir 3 juta Km2 dari daratan di bumi ini telah memperoleh irigasi dan setiap tahunnya bertambah sekitar 8%. Sehingga sangat dibutuhkan sumber air yang sangat banyak, namun dengan kelangkaan air yang sudah mulai terjadi dewasa ini maka alternatif sumber air yang lain seperti air hasil daur ulang limbah dapat pula dipertimbangkan untuk digunakan pada sektor pertanian.
Air hasil daur ulang merupakan air hasil olahan air limbah yang diolah sedemikian rupa untuk menghilangkan padatan dan kotoran tertentu, dan digunakan dalam pengairan lahan pertanian yang berkelanjutan atau untuk mengisi ulang akuifer air tanah. Tujuan dari proses ini adalah untuk keberlanjutan dan konservasi air. Dalam beberapa kasus, air daur ulang dapat digunakan untuk menambah debit sungai untuk manfaat ekosistem dan meningkatkan estetika. Penggunaan daur ulang air untuk mengairi lahan pertanian telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir sebagai cara untuk melestarikan sumber air permukaan dan air tanah . Irigasi dengan menggunakan daur ulang air dapat menghemat sumber daya air tawar dengan mengganti kualitas air minum dengan air daur ulang. Ketika digunakan untuk mengairi daerah pemukiman, lapangan golf, sekolah umum, dan taman, air hasil daur ulang telah melalui proses pengolahan dan disinfeksi tingkat tinggi sehingga tidak dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan masyarakat ( FDEP , 2007; US EPA , 2004).
Menurut WHO, sebanyak 2 miliar manusia kini menyandang resiko menderita penyakit murus yang disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab kematian lebih dari 5 juta anak-anak setiap tahunnya. Pencemaran sumber air semakin marak. Pencemaran tersebut disebabkan oleh limbah industri yang tidak diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke badan air dan dari segi penggunaan nya sudah melebihi kapasitas untuk diperbaharui. Oleh karena itu, harus lebih bijak dalam hal penggunaan air dan dibutuhkan solusi lain agar kebutuhan air tetap dapat dipenuhi.

1.2       Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Memberikan contoh aplikasi reklamasi air yang diterapkan di Negara Jepang untuk pasokan air bersih.
2. Untuk menetukan manfaat Water Reuse di Jepang.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reclaimed water atau air daur ulang merupakan  air limbah yang diolah untuk menghilangkan padatan dan kotoran tertentu, dan digunakan dalam irigasi berkelanjutan atau untuk mengisi ulang akuifer air tanah. Tujuan dari proses ini adalah keberlanjutan dan konservasi air, daripada menggunakan air yang diolah dari air permukaan seperti sungai dan lautan (Levine dan Asano, 2004).
Definisi air daur ulang, seperti yang didefinisikan oleh Levine dan Asano, adalah "produk akhir dari reclaimed water yang telah memenuhi persyaratan kualitas air dari kandungan BOD, padatan tersuspensi dan patogen." Dalam penggunaan secara konvensional, istilah ini mengacu pada air diolah dengan tidak menggunakan teknologi tinggi dalam rangka mengurangi penggunaan air minum. Air daur ulang ini lebih banyak penggunaannya untuk pertanian dan berbagai macam kegiatan industri.
Di Prefektur Jepang diperkenalkan unit usaha air daur ulang yang memang bertujuan untuk melestarikan sumber daya air, usaha ini dapat disebut Sewerage Business of Recycled Water Use (SBRWU). Unit usaha ini mengolah air sekunder dari Instalasi Pengolahan Air Buangan Naha dan mensuplai kembali hasil olahannya ke daerah Urban Naha untuk penggelontor toilet dan penyiraman taman. Penduduk Okinawa mengharapkan air digunakan secara efektif khusus di daerah Prefektur Okinawa yang kekurangan air. Oleh karena itu air limbah diolah kembali secara kontinyu di lingkungan perkotaan kemudian air tersebut dijadikan sumber daya air yang berharga.






BAB II
KONDISI EKSISTING

2.1  Gambaran Umum Kota
Kota Okinawa merupakan prefektur tersendiri di Jepang. Prefektur ini terpisah dari pulau utama Jepang dan termasuk pulau yang terisolasi sehingga ketersediaan air bersih dan air minum bagi penduduk pulau ini menjadi sangat vital bagi kelangsungan kehidupan di dalamnya. Untuk alasan ini, banyak bendungan telah dibangun di atas gunung-gunung di bagian utara dari pulau utama Okinawa. Tetapi lokasi bendungan terbatas karena wilayah Prefektur Okinawa yang kecil. Oleh karena itu, penduduk Okinawa menganggap air laut sebagai sumber air dan dibangunlah instalasi desalinasi air laut pada tahun 1997. Instalasi ini telah memainkan peranan penting sebagai sumber air yang berharga bagi Prefektur Okinawa yang kekurangan air bersih. Walaupun, seratus persen dari lumpur (145 t/hari) yang dihasilkan oleh instalasi prefektur merupakan air daur ulang diperuntukkan penghijauan kembali lahan pertanian, air yang terolah sekitar 270.000 m3/hari tersebut hampir dibuang ke laut. Penduduk Okinawa mengharapkan air digunakan secara efektif khusus di daerah Prefektur Okinawa yang kekurangan air. Oleh karena itu air limbah diolah kembali secara kontinyu di lingkungan perkotaan kemudian air tersebut dijadikan sumber daya air yang berharga.
Di Prefektur Jepang diperkenalkan unit usaha air daur ulang yang memang bertujuan untuk melestarikan sumber daya air, usaha ini dapat disebut Sewerage Business of Recycled Water Use (SBRWU). Unit usaha ini mengolah air sekunder dari Instalasi Pengolahan Air Buangan Naha dan mensuplai kembali hasil olahannya ke daerah Urban Naha untuk penggelontor toilet dan penyiraman taman.

2.2  Aplikasi Water Reuse di Okinawa Jepang
Penyediaan sumberdaya air di perkotaan bukanlah hal yang mudah. Pengelolaan (manajemen sumber daya air) yang baik memerlukan pemahaman yang detail mengenai karakteristik kebutuhan air tiap kota dan inventaris yang akurat mengenai sumber daya air yang tersedia. Pengelolaan inipun konsisten dan tanggap terhadap masalah-masalah yang muncul untuk memperbaiki sistem ini sehingga menjadi lebih baik.
Lebih dari setengah abad telah berlalu sejak awal penggunaan kembali air limbah diperlakukan di Jepang. Namun rasio penggunaan kembali air limbah masih diperlakukan rendah. Selain itu, jumlah penduduk Jepang sudah mulai berkurang dari tahun 2005, permintaan pengembangan sumber daya air tambahan termasuk penggunaan kembali air pemerintah daerah bisa lebih rendah dari sebelumnya. Jumlah total air limbah kota reklamasi di Jepang telah hampir konstan dalam 5 tahun terakhir meskipun persentase penduduk sewered meningkat dari 66,7% menjadi 71,7%.
Penggunaan air daur ulang ini di Prefektur Okinawa dapat diaplikasikan di berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan yang memerlukan air utamanya air bersih. Air hasil daur ulang di Prefektur Okinawa ini ada sebagian dipakai untuk penggelontor toilet dan mandi ada juga yang dikirimkan ke badan air yang mana aliran air tersebut untuk kegiatan rekreasi atau dapat digunakan sebagai air baku.
Air yang telah melalui pengolahan di atas kemudian dicek kualitas kontrol pengolahannya berupa uji kandungan materi yang terkandung pada efluen hasil pengolahan sebelum air dipakai kembali dan atau dipergunakan untuk air baku dengan mengirim air kembali ke aliran air atau badan air.

2.2.1        Aspek Teknis
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk, terutama manusia. Air juga sangat diperlukan oleh kegiatan komersial seperti kegiatan industri, pertanian, perikanan dan usaha lainnya. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area (urban) yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Kekhasan lain dari Kota adalah kebutuhan air baku yang secara umum lebih digunakan untuk keperluan makan minum, kebutuhan rumah tangga dan lainnya serta volumenya yang relatif besar. Penyediaan air untuk masyarakat perkotaan haruslah memperhatikan kebutuhan  secara berimbang. Setiap kota  memiliki ciri khas tersendiri, untuk komposisi kebutuhan jenis air yang diperlukan. Kegagalan memahami kebutuhan yang nyata dalam penyediaan jenis sumberdaya air yang diperlukan, dapat mengakibatkan manajemen sumberdaya air berjalan tidak optimal. Secara umum kebutuhan untuk jenis air minum memerlukan air dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan kebutuhan untuk jenis air lainnya. Hal inilah yang mengakibatkan perlunya identifikasi ketersediaan air yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota berdasarkan jenis air dan ketersediaannya.
Pengembangan budaya penggunaan air yang baik (water use). Konsumsi air yang berlebihan dan tidak proporsional akan semakin memperparah krisis air perkotaan yang telah dan akan terjadi. Pengembangan teknologi daur ulang air (water recycle) merupakan upaya konservasi, yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh warga perkotaan itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya air yang lebih maksimal, efektif dan terpadu untuk semua potensi sumber daya air yang ada baik air hujan (rain water harvesting), air permukaan (city dam), air tanah (water supplement) maupun air laut (water purification).
Teknologi yang dipakai dalam daur ulang air limbah di Prefektur Okinawa adalah Advanced Wastewater Treatment Plant. Air daur ulang limbah untuk irigasi pada tanaman pangan dan penerapan RWW di tanah yang memiliki kontak manusia sering menuntut tingkat pengolahan yang lebih baik. Setiap aplikasi RWW setidaknya harus didahului oleh pengobatan sekunder yang efektif (Asano, 1998). Proses desinfeksi untuk kontrol organisme patogen merupakan tahap pengolahan terakhir sebelum didistribusikan untuk digunakan kembali (kohesi curah hujan → filtrasi pasir → desinfeksi). Gambar 3.1 menunjukan tahapan pengolahan air pada RWW untuk irigasi.  
    





Gambar 3.1 Skema Proses Daur Ulang Air untuk Irigasi
Sumber: (Shigematsu, 2006)

Sementara untuk air daur ulang lainnya dilakukan proses pengolahan yang berbeda. Air limbah dari pengolahan sekunder dialirkan ke biofilter, air disemprotkan dari atas tangki untuk aerasi. berlanjut ke tangki ozonisasi. BOD turun dari 15 mg / L sampai 1,5 mg / L. Proses terakhir adalah desinfeksi, yang klorin berlangsung di dalam Pipa induk distribusi. Gambar 3.2 menunjukan skema proses daur ulang air untuk keperluan lain.
Gambar 3.2 Skema Proses Daur Ulang Air untuk Keperluan Lain
Sumber: (Shigematsu, 2006)
Kesulitan dalam pengoperasian instalasi pengolahan air daur ulang ini adalah mengontrol sisa klorin yang terkandung dalam air telah terolah 0,4 mg atau mungkin lebih dari itu. Pada awal-awal suplai, hal tersebut sulit untuk mengontrol sisa klorin karena air masih tersisa dalam jangka waktu yang lama di sistem distribusi dalam pipa dan penggunaannya pun masih sedikit. Namun, permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan membuang kelebihan air di ujung pipa dan dengan mengubah debit air dan juga penyesuaian stroke injeksi natrium hipoklorit di instalasi (Kuroshima, 2007).

2.2.2        Aspek Regulasi
       Untuk saat ini Jepang mempromosikan penggunaan kembali air, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) telah menetapkan Konferensi Reclaimed Water terdiri dari 7 anggota (3 dari akademisi, 3 dari bisnis dan 2 dari pemerintah daerah) pada tahun 2007. Konferensi membuat laporan interim di bulan April lalu, yang menunjukkan 4 peran penting reuse air di Jepang sebagai berikut:
1) Kontribusi terhadap pasokan air yang stabil
2) Kontribusi terhadap peningkatan lingkungan
3) Mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global
4) Dukungan untuk perencanaan kota yang menarik dengan pemandangan laut
Konferensi ini telah melakukan studi tentang air reklamasi baru menggunakan di daerah perkotaan dan evaluasi dampak sosial-ekonomi dari penggunaan air reklamasi.
  Peraturan yang berlaku di Jepang dalam perencaanan penggunaan air daur ulang adalah aturan the Basic Environment Plan tahun 2005 dalam bab Future Policy On Environmental Conservation, pasal 2 yang membahas Conserving the Water Environment. Bunyi isi pasal tersebut adalah ”Air bersirkulasi di alam dalam bentuk penguapan, curah hujan, rembesan, berdiri, hilir mengalir dan digelontorkan ke laut. Dalam proses tersebut, air memurnikan dirinya dari polutan. Di sisi lain, air dimanfaatkan dan didaur ulang dalam berbagai cara melalui kegiatan sosial ekonomi berbagai daerah yang memberlakukan beban pada lingkungan air pada setiap tahap pemanfaatan.”


Aturan Gambar 3.3 Sistem Kerja Pengaturan Penggunaan Air Daur Ulang di Jepang
Sumber: (The World Bank, 2006)

Hal selanjutnya juga diatur tentang pelestarian lingkungan dalam sistem air tertutup pada ayat 3 yaitu: Pelestarian Lingkungan dalam Sistem Air Tertutup.  Tingkat pencemaran organik di danau, rawa-rawa, pedalaman laut, teluk, sungai dan sungai di daerah perkotaan dan badan-badan lainnya tertutup air telah stabil dan, di beberapa daerah, telah menunjukkan perbaikan. Namun, dibandingkan dengan badan air lainnya, perbaikan mulai berhasil. Oleh karena itu, langkah-langkah berikut harus didorong.
Dengan berlakunya aturan ini, maka para pelaku usaha dan pemanfaat ari menggunakan air daur ulang sebagai sumber air utamanya, berikut ini tabel penggunaan air daur ulang di Jepang.

Tabel III.1 Presentase Penggunaan Air Daur Ulang di Jepang
Sumber: (The World Bank, 2006)


 













2.2.3        Aspek Ekonomi
             Aspek ekonomi juga merupakan hal yang akan menentukan dalam pemilihan sistem  pengelolaan air. Hal terpenting pada aspek ini adalah kelayakan secara ekonomis. Kelayakan ekonomis antara biaya sanitasi  off-site  dan sistem sanitasi on-site. Bila tingkat kepadatan penduduk lebih dari 300 orang/ha maka  pengolahan air limbah secara terpusat (off-site) menjadi layak dilakukan.
            Maksimum net benefit-cost  tercapai bila terjadi marginal fungsi benefit - marginal fungsi cost  sama dengan nol atau pada simpangan terbesar antara dua fungsi tersebut. Artinya berapa besar  biaya pencemaran yang diperlukan dibandingkan dengan keuntungan secara ekonomi yang diperoleh. Biaya pencemaran yang dimaksud adalah biaya pengobatan untuk penyakit yang ditularkan melalui air.
            Teknologi pengelolaan limbah yang digunakan untuk mencapai biaya efektif sangat bergantung  pada tingkat objektivitas yang harus dicapai. Penerapan teknologi pengolahan air limbah  bergantung pada standar efluen  yang diperkenankan dan sampai tingkat mana kondisi lingkungan yang akan diperbaiki. Misalnya, untuk kondisi sistem komunal mungkin effluent  pada jangka menengah diizinkan di bawah 100 ppm.
 Sedangkan tarif air yang berlaku di Jepang atas air daur ulang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel III.2 Tarif Daur Ulang di Jepang
Sumber: (The World Bank, 2006)












Dengan kalkulasi dari water reuse yang telah direncakan maka diharapkan mampu menghasilkan feedback yang baik. Tata niaga air daur ulang di Jepang selain sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku juga dirangsang dengan pemberian subsidi bagi pelaku usaha yang memanfaatkan air daur ulang sebagi sumber airnya. Berikut ini tabel persentase subsidi yang diberikan oleh Pemerintah Jepang.

Tabel III.3 Presentase Subsidi Air Daur Ulang di Jepang
Sumber: (The World Bank, 2006)



























BAB IV
SIMPULAN

Keuntungan yang diperoleh dalam pendaur ulangan air, seperti halnya di Okinawa, yaitu:
a.    Pemanfaatan air hasil dari proses daur ulang yang diperuntukkan untuk toilet, penyiraman tanaman, irigasi, dan rekreasi cukup menggunakan air daur ulang.
b.    Keuntungan dari segi finansial yang ada pada daerah di Jepang adalah air di subsidi oleh Pemerintahan Jepang sehingga air daur ulang lebih murah jika dibandingkan dengan air permukaan yang diolah karena adanya faktor subsidi bagi penggunaan air daur ulang.




















DAFTAR PUSTAKA

Idman, Said.2006. Daur ulang limbah (water recycle) ditinjau dari aspek teknologi, lingkungan dan ekonomi. Pusat teknologi lingkungan, badan pengkajian dan penerapan teknologi (BBPT)
Kuroshima, Takashi. 2007. Promotion of Treated Wastewater Reuse in Okinawa ― In search of local community without water shortage. Department of Civil Engineering and Construction. Okinawa Prefecture Sewerage System Construction Office
Yamagata, et al. 2009. Water Reuse in Japan. National Institute for Land nd Infrastructure Management. Hokkaido University
Shigematsu, Takayuki et al. 2006. Utilization of Reclaimed Wastewater For Irrigation and Urban Activities in Okinawa Island, Japan.
http://www.environmental-expert.com/Files%5C5306%5Carticles%5C8721%5C072.pdf diakses 30 Maret 2015 pukul 12.55
The World Bank. 2006. Water Resources Management in Japan, Policy, Institutional and Legal Issues. http://siteresources.worldbank.org/INTEAPREGTOPENVIRONMENT/Resources/WRM_Japan_experience_EN.pdf  diakses 30 Maret 2015 pukul 12.55






Tidak ada komentar:

Posting Komentar